Begini, seperti biasa pagi tadi waktu mau berangkat ke kantor, istri tercinta mengantar saya sampai depan rumah atau pintu pagar, kebiasaan standard, biasa, lumrah dan mainstream pasangan suami-istri normal. Sesaat hendak pamit, istri saya melihat ujung kuku jari-jari tangan yang sudah keliatan agak panjang dan 'agak' kotor, kebiasaan istri saya, langsung komplain, protes, melihat kondisi kuku jari tangan yang gak update.
"Iiiyh...Ayah..!!, itu kuku item-item, nanti buat tanda tangan, buat salaman sama tamu, diliat anak buah, malu tauu..." sambil berbalik ke dalam rumah mengambil pemotong kuku.
Selanjutnya, dengan santai dan 'biasa aja', istriku tercintapun mulai memotong dan membersihkan kuku jari-jari tangan saya, santai, di car port depan rumah. Tiba-tiba salah seorang wanita tetangga se-gang lewat dan melihat adegan yang biasa, standard, lumrah dan mainstream menurut kami dan langsung berkomentar sambil senyam-senyum, "iiih Bundaaa...mesra bangeeeet, jadi ngiri niiih...". Saya dan istripun hanya bisa saling pandang melihat dan mendengar komentar tetangga tadi. Entah hanya bercanda atau serius.
"emang kita ngapain....??" itu saja kalimat yang terlontar dari mulut saya sambil melongo ke arah istri saya. Istri saya hanya membalas dengan tersenyum sambil melanjutkan kegiatan "rutin yang biasa aja" itu tadi.
Pemirsaaa....!!, dari kejadian tadi pagi, membuat saya penasaran soal ukuran atau batasan mesra dan "biasa" aja suatu pasangan suami istri bagi setiap orang. Sampe kantor, langsung saya buat survey kecil-kecilan, semacam angket, ke temen-temen di kantor, bahkan ke Mbak Dian yang udah lama resign (via BBM). Dari berbagai latar belakang pendidikan, jenis kelamin, lajang atau yang sudah berkeluarga seperti saya.

Pertanyaannya simpel saja, sambil memperlihatkan koleksi poto di gadget saya dan istri yang "biasa aja" menurut kami, trus meminta komentar mereka. Meluncurlah berbagai komentar, rata-rata positif tapi ada juga yang negatif.
- Object questioner (wanita, single) #1: "Biasa aja tuh Pak, gak ada yang heboh, kan itu istri bapak, keliatan harmonis dan mesra...asiik tau Pak...hehe"
- Object questioner (laki-laki, berkeluarga) #2: "Menurut saya Pak Agung, itu adalah riya'...!", "looh..koq riya' Pak..?!!, dari sudut pandang apa...??" saya bengong. "Karna Pak Agung memamerkan dengan sengaja ke orang-orang kalo Pak Agung sayang sama istri, mesra sama istri dan memamerkan kebahagiaan keluarga Pak Agung ke orang lain...!". Walau bingung, tapi saya tetep nerima pendapat atau jawaban Object #2, Laah..itu kan pendapat dia tentang saya...yaa bebas aja..suka-suka dia, kan awalnya saya yang nanya...hehehe..
- Object questioner (wanita, single) #3: "Itu istri elu kan Pak...??, trus apa masalahnya...??, bagus malah, orang lain bisa nyontoh, bagus...bagus...no probelm". "Tapi mbak...ada yang nilai bahwa seperti itu tuh norak dan gak pantes...!" timpal saya. "Aaah...itu mah komentar orang sirik, iri, karna dia gak bisa kayak elo, inget yaa Pak, bila ada seorang lelaki yang memasang poto istrinya di jejaring sosial, berarti lelaki itu bangga dengan istrinya, apalagi potonya kayak poto elu itu...sirik doang orang itu maah...wakakakak...!"
Oooooooh......!!!!...pantesan nada jawabannya ber-api-api, sampe bisa berpendapat kalo saya itu riya' memperlihatkan ke orang-orang bagaimana saya "berinteraksi" dengan istri sehari-hari. Subjective menurut saya.
- Object questioner (wanita, berkeluarga) #4: "Ah..menurut saya, wajar aja sih Pak, bagus lagiii....aku juga suka masang DP sama PP kayak bapak Koq...sirik aja kalo ada orang yang gak suka, karna dia gak pernah diperlakukan seperti itu oleh pasangannya...", jawabnya. "iye yee...boro-boro mesra, yang ada malah digamparin sama suaminya...hahaha...!", lanjut saya.
Wahai para suami, ada kriteria tentang suami sejati, suami yang baik. Gak harus ganteng, pinter cari duit atau apalah yang semacamnya. 'Aisyah Radhiallahu'anha, salah seorang istri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tercinta berkata, bahwa Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya”. [HR At-Thirmidzi dan Ibnu Majah]. Jadi, kalo ahlaq atau perangai suami terhadap istrinya belum baik, walaupun di luar rumah keliatan sholeh, cool, asik, romantis, maka dia bukan dikatakan seorang laki-laki baik.
Tahukan anda wahai para suami, selama hidupnya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam belum pernah sekalipun memukul istrinya. Bahkan beliau mencela ahlak seorang suami yang kerap memukul istrinya setelah itu digaulinya. 'Aisyah Radhiallahu'anha berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Salah seorang dari kalian memukul istrinya dengan pukulan kepada budak, kemudian ia memeluknya (maksudnya, menggaulinya) di siang hari" [Muttafaqun 'Alaih]
Seorang ulama pernah berkata, “Sikap engkau terhadap istrimu hendaknya sebagaimana harapan engkau akan sikap suami putrimu sendiri. Maka sikap bagaimanakah yang kau harapkan dari lelaki tersebut untuk menyikapi putrimu??, apakah engkau ridho jika ia menyikapi putrimu dengan kasar dan kaku?. Jawabannya tentulah tidak. Jika demikian maka janganlah engkau menyikapi putri orang lain dengan sikap yang engkau tidak ridho jika diarahkan kepada putrimu sendiri. Ini merupakah kaidah yang hendaknya diketahui setiap orang….”
Pendeknya, jika kalian, para suami, ingin kelak putrimu diperlakukan baik oleh suaminya, maka perlakukanlah istrimu sebagaimana kamu ingin putrimu diperlakukan oleh suaminya. Apa yang kita lakukan hari ini, kita akan lihat hasilnya di kemudian hari.

Agung Wibowo