Saturday, April 27, 2013

ANAKKU MEMILIKI KECENDERUNGAN KECERDASAN KINESTETIK


Gak terasa, sekarang Si Sulung sudah kelas 4 SD, dan sebentar lagi, dengan izin Allah, Kakak akan naik ke level 5. Seperti baru kemarin Kakak terlahir, aku gendong, memandikan sebelum berangkat ke kantor atau sesekali sepulang ngantor, atau kapan saja ada kesempatan, tanpa canggung walau terbilang masih bayi merah. Memakaikan pakaian, menyisir rambutnya yang dibiarkan panjang tergerai sampai saat ini. Betul-betul moment-moment tak terlupakan. Indah dan mengharukan. Kadang timbul kerinduan untuk sekali saja dapat kembali menggendong Si Sulung, rindu saat di mana dia 'sepenuhnya' masih dalam rengkuhanku. Tapi kayaknya gak mungkin. Waktu gak bisa diputar kembali. Saya sudah puas melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang ayah terhadapa anaknya dari buaian hingga kanak-kanak. Paling tidak menurut saya.


Seiring tumbuh dewasanya anakku, dimulailah jenjang dalam kehidupannya untuk memasuki dunia pendidikan formal. Dimulai dari sebuah taman-kanak-kanak berbasis agama di Jl. Merdeka Depok. Yang cukup bagus menurut ukuran kami. Aku perhatikan pertumbuhan dan perkembangan mental dan jasmani Si Sulung, mungkin menurut sebagian orang, anakku dianggap "gak bisa diem", tidak pernah aku dan istriku melihat anakku duduk diam memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru-gurunya. Lebih tertarik untuk berkeliling ruangan memperhatikan seluruh benda atau hal yang menarik perhatiannya. Berkali-kali bahkan sering aku dan istri mendengar gurunya memanggil Si Sulung untuk kembali ke kelompok, duduk diam dan memperhatikan. Aku dan istri mulai 'cemas' atas prilaku anak pertamaku ini. Karna dia jarang sekali memperhatikan, dan mendengarkan do'a-do'a, lagu dan sebagainya yang diajarkan oleh gurunya. Tapi yang membuat kami heran adalah, ketika di rumah, dia bisa mengulang seluruh pelajaran yang diberikan di sekolah. berteriak-teriak membaca do'a, hafalan surat Al-Qur'an atau penggalan hadist.

Bagaimana mungkin???, demikian pertanyaan kami. Tibalah saat pembagian rapor, dan informasi dari Bu Guru cukup membuat kami mengernyitkan dahi dan bengong. Kinestetik. Yaa..kinestetik, demikian penjelasan dari kedua guru Kakak. Bahwa anakku Najwa Karina Wibowo mempunyai kecenderungan kecerdasan kinestetik. Kinestetik adalah keistimewaan pada orang-orang tertentu yang lebih cepat memahami ilmu atau pelajaran dengan aktifitas dibanding membaca dan menghafal. Misalnya saja mempelajari proses turunnya hujan. Bagi anak kinestetik, jangan disuruh menghafal kalimat demi kalimat. Tapi, dengan memberi contoh melalui gerakan-gerakan tangan pasti cepat dicerna. Subhanallah...!!!.
Itulah jawaban pertanyaan kami selama ini. mengapa Kakak tidak betah belajar dengan cara konvensional, duduk, diam, tenang mendengarkan dan melihat papan tulis. Tetapi sanggup duduk berjam-jam di depan komputer bermain pelajaran interaktif melalui software mata pelajaran kurikulum interaktif.


Bagaimanapun, hal ini bukan perkara besar, karena seiring perkembangan usia biasanya anak kinestetik bisa lebih tenang. Setelah browsing sana-sini dan berkonsultasi dengan psikolog anak kamipun mendapat penjelasan, apasih kinestetik itu.

Kinestetik bukanlah gangguan atau kekurangan dari seseorang melainkan salah satu cara kemampuan mengekpresikan diri. Dan pada anak kinestetik, level kecerdasannya berbeda-beda.  Ada yang lebih dominan, tapi ada juga yang kecerdasan fisiknya tidak unggul dibandingkan kecerdasan lain.

Area kecerdasan kinestetik terletak pada cerebellum dan thalamus, ganglion utama dan bagian otak yang lain. Korteks motor otak mengendalikan gerakan tubuh. Orang-orang dengan kecerdasan ini menunjukkan keterampilan menggunakan jari atau motorik halus.

www.funderstanding.com

Pada beberapa kasus, anak-anak kinestetik gemar mengulik sesuatu yang disukainya. Bila ini terjadi, maka tak perlu menerima penjelasan orang lain atau membaca manual, maka ia bisa menemukannya sendiri. (ini Kakak banget hehe...). Dan menakjubkannya, anakku lebih menguasai MS Office ketimbang bundanya, tanpa aku atau istriku pernah ajari sebelumnya. Suatu saat karna penasaran kami berdua pernah bertanya kepada Kakak, apakah semua pengetahuan tentang software MS Office Kakak dapat dari sekolah (salah satu kurikulum di sekolah anakku adalah komputer). Dengan enteng anakku menjawab, "Nggak, aku belajar sendiri...".





Bagi orang tua yang memiliki anak kinestetik, mungkin bisa mengikuti tips di bawah ini agar kecerdasan kinestetis anak terus terasah.

1. Libatkan anak dalam kegiatan menarik, drama, olahraga.
2. Sediakan beragam permainan kreatif -lilin malam, tanah liat,  blok-- untuk percobaannya.
3. Berjalan, melompat mendaki, main boling, tenis, atau bersepeda bersama.
4. Nikmati aktivitas di luar seperti permainan seluncur, ayunan, dan lainnya.
5. Berikan tugas seperti menyapu, menata meja makan, mengosongkan tempat sampah, membantu memasak, dan berkebun.
6. Libatkan dalam permainan fisik yang bersifat sosial seperti petak umpet, menebak kata dari gerakan tubuh.
7. Bermain menggunakan tubuh untuk mengekspresikan emosi seperti melompat-lompat bila gembira, mengerutkan kening bila marah, dan sebagainya.

Tanpa ada kesepakatan sebelumnya antara aku dan istri tercinta, entah kenapa kami berdua koq kompak, kami lebih concern ke masalah atau aktifitas ibadah anakku Najwa, Kami hanya mengingatkan dia untuk belajar tanpa pernah kami memaksa (apalagi dengan tindakan represive..hehehe), itupun bila mendekati UTS atau UAS, atau bila memasuki minggu ulangan harian di sekolah. Dan biasanya, Kakak hanya mampu bertahan 5 menit untuk membaca buku pelajaran, selanjutnya, seperti biasa, bosan. Bahu-membahu antara aku dan istri memerintahkan dan mengingatkan Kakak untuk bersegera mengerjakan sholat 5 waktu dan membaca dan menghafal Qur'an. Karna menurut kami, itulah yang lebih penting, bekal hidup dia kelak, dunia dan akhirat.

Akhirnya, aku dan istri kembali bersyukur tiada henti telah dikaruniai anak gadis yang cantik dengan karakter uniknya. Semoga setelah dewasa kelak, Allah Sang Penggenggam Jiwa menjadikan anak gadisku menjadi wanita sholehah dan bermanfaat buat orang-orang sekelilingnya. Aamiin.




Tuesday, April 23, 2013

Judging People


Yup..!! menilai orang. Mudah dilakukan, sangat mudah bahkan. Kadang kita hanya perlu waktu beberapa detik dan kita sudah "bisa" menilai seseorang. Yang berbeda hanya akurasi atau ketepatan penilaian kita. Bisa jadi apa yang kita sangkakan benar tapi lebih banyak salah. Karna tidak mungkin kita bisa menilai seseorang dengan tepat hanya dalam waktu singkat, apalagi yang kita nilai menyangkut perilaku atau personaliti. Kadang kita dengan mudahnya menilai sikap seseorang pada saat tertentu kemudian mengkait-kaitkan dengan personality seseorang tersebut. Karna jelas tidak ada hubungannya antara personality dan attitude.


Menurut saya, personality adalah sifat dasar dan bawaan seseorang dari kecil yang dibentuk dari banyak faktor dan dalam waktu yang relatif lama. Pemalu, pendiam, periang, temperamental, introvert, extrovert, pembohong, jujur, pencuri, cheater dan banyak lagi adalah sifat yang terbentuk dari faktor pendidikan orang tua, pendidikan formal, lingkungan pergaulan, suasana keluarga dan lain-lain. Dan ada beberapa dari  sifat-sifat tadi yang cenderung genetis. Turunan. Sedangkan attitude biasanya sangat tergantung dari suasana hati, mood, kondisi yang dihadapi atau bahkan perlakuan seseorang terhadap dirinya.


Sering kita melihat beberapa statement teman-teman kita yang diposting di salah satu jejaring sosial Facebook. Dengan  mudahnya seseorang menilai seseorang atau bahkan dirinya sendiri sebagai orang yang iklas, jujur, "gue orangnya cool", "gue mah apa adanya", "aah dasar munafik loe", pembohong, gila, sakit jiwa dan lain-lain. Tanpa sadar sebenarnya, apa yang dia lakukan justru telah membuat orang lain dapat menilai dirinya sendiri, dari kata-kata yang dia lontarkan di publik. Karna kata-kata kita mencerminkan siapa kita sebenarnya. Kita bisa menilai latar belakang pendidikan, pergaulan, intelektualitas, tingkat sadar spritualnya dari bagaimana cara seseorang mengungkapkan isi hatinya. Dari kata-kata yang dia ucapkan. Pemilihan kalimat. Dari perbendaharaan kata.

Ada salah satu komentar seseorang di facebook yang dengan lugasnya mengatakan, Si Anu orang sakit, karna dia punya akun Facebook lebih dari satu, entah sadar atau sedang pingsan, dia sendiri memiliki akun facebook lebih dari 2, semuanya palsu, itupun yang penulis ketahui. yang tidak diketahui penulis...Allahu a'lam. Jadi siapa sebenarnya yang dia sebut sakit. Dan setau penulis, yang dia cap 'sakit' karna memiliki lebih dari 2 akun ternyata hanya memiliki 1 akun Facebook, aseli, bukan akun palsu.

Lucunya, ada yang mengomentari posting ini dengan kalimat yang gak kalah lucu, dia ikut memberi penilaian bahwa orang yang "disinyalir" sakit ini adalah benar sakit karna beberapa perbuatan yang dia lakukan. Lucunya entah sadar entah sedang pingsan, penulis mendapati bahwa mungkin kondisi mental dan kejiwaannya tidak kalah sakit. Tentang kemungkinan dia memiliki penyakit sexual exhibitionist, karna kegemarannya yang mengumbar poto ...... (gak tega penulis nyebutnya) dirinya sendiri. Bergonta-ganti pasangan yang semuanya sudah berkeluarga padahal dia sendiri sudah memiliki pasangan yang sah. Bahkan dengan teganya mempertontonkan prilaku menyimpangnya di depan anak-anaknya. Dan perilaku-perilaku menyimpang dari norma-norma agama dan norma-norma masyarakat lainnya.

jadi sebenernya siapa yang sakit...???!!

(loh koq jadi nulis soal orang sakit...hahahaha)

Eniwei. Menilai orang itu jauh lebih mudah ketimbang menilai diri sendiri. Dan Seseorang gemar memberi statement buruk kepada orang lain karna kebanyakan dia sendiri melakukan apa yang dia komentari. Bahkan lebih parah.

Monday, April 22, 2013

Voice Note

Seperti biasa, begitu nyampe ruanganku tercinta, ganti kostum, lanjut kegiatan rutin menjemukan namun tetap harus dilakukan, biar update. Baca dan bales email. Tanda-tangan beberapa berkas dilanjut morning briefing buat rekan-rekan teknisi tercinta (weeks..).



Tapi entah kenapa koq tiba-tiba hati ini ingin sekali ngobok-ngobok  gadget di atas meja. Dan antah kenapa lagi koq ndilalah yang saya buka data "Voice Note". Saya dengerin satu-satu yang isinya suara Si Sulung yang hobby banget ngerekam suaranya ketika nyanyi. Sampailah ke urutan voice note terakhir.

Gubraaaagh.....!!!, bukan main kagetnya aku setelah mendengar 5 detik pertama suara yang muncul di voice note terakhir. Kata-kata gombal nan romantis yang aku sendiri, sumpah, geli dengernya. Setelah habis kagetnya bergantilah dengan tawaku yang meledak mengejutkan Kiky, satu-satunya wanita di teamku. Gak kurang sebagian anak buahku juga terkaget-kaget mendengar ledakan tawaku. Aku sendiri sampai saat ini gak tau, gimana voice note itu bisa ada dalam gadgetku. Mungkin aku lupa. Gak taulah...

Segera aku sodorkan gadget berisi voice note "nggilani" ke Kiky, awalnya Kikiy cuma bisa bengong karna masih belum paham maksud dari kata-kata dalam voice note tersebut, sesaat kemudian pecahlah tawa Kiky gak kalah hebat dari tawaku. Tentu gak lupa aku tanya pendapat Kiky tentang voice note yang barusan dia dengar. Jawabannya malah tambah bikin ngakak. "Kayak lagi sange yaa Pak....".

Wakakakakak....!!!

Catatan: tanggal yang tertera dalam data voice note yang menunjukan kapan voice note tersebut direkam adalah 2 July 2012

Friday, April 19, 2013

Sang "PENDAKI"

Hari ini gak seperti hari biasanya, agak sedikit berdebar-debar buat Kakak, karna hari ini Si Sulung akan mengalami petualangan yang mengasyikkan dan mengasah mental untuk pertama kalinya. Yaa..kegiatan ekstrakulikuler yang dinamakan PENDAKI, atau Perkemahan Dasar Al-Haraki. Al-Haraki sendiri diambil dari nama sekolah di mana Si Sulung menimba ilmu, SDIT Al-Haraki di Jl. Pemuda Depok.


Gak henti-hentinya kakak bercerita kalo dia sudah sangat gak sabar menanti petualangan seru di alam bebas bersama sahabat-sahabatnya. Satu minggu penuh dengan antusias anakku membantu sang bunda mempersiapkan perlengkapan dan bekal untuk kegiatan tersebut. Dari wajan, spatula, senter hingga susu kemasan. Tapi di luar itu semua, ada yang lebih seru dan lebih mendebarkan dari petualangan Kakak, perasaanku. Inilah untuk pertama kalinya saya melepas Sang Buah Hati bereksplorasi mengasah kecerdasan dan kematangan mental tanpa bisa saya lihat, saya awasi dan saya lindungi.


Bagai melepas seorang anak pergi merantau. 2 hari 1 malam, serasa 2 tahun. Keceriaan kakak ketika berbaris bersiap-siap dan memeriksa perlengkapan kelompok tadi pagi di lapangan sekolah, paling tidak bisa sedikit mengurangi perasaan was-was dan khawatirku. Istriku tercintalah yang dengan sabar menenangkan kegalauan hati ini, dengan kata-kata yang menghibur. Kata istriku, ada satu masa nanti aku akan benar-benar melepaskan Si Sulung, ketika dia menemukan jodohnya kelak. Yaah...lumayan melegakan, tapi tetep aja bikin galau hehe..


Selamat bersenang-senang Kak, berpetualanglah, mandirilah, tadaburilah seluruh cinpataan Allah dimana saja kamu berada. Jadilah anak cerdas dan berkarakter. Biarlah Ayah dan Bundamu mendoakanmu dan memohon kepada Allah untuk menjagamu. Karna hanya Allah-lah yang sanggup melindungimu dengan perlindunganNya yang Maha Hebat.