Isteriku, saat pertama kali berjumpa denganmu,
aku seperti Saktah yang hanya bisa diam terpana,
dengan menahan nafas sebentar
Mungkin aku di matamu bagaikan Nun Mati di antara Idghom Bilaghunnah,
terlihat tapi tak teranggap
Namun aku ingin menjadi Mim Mati yang bertemu Ba
sehingga tercipta Ikhfa Syafawi,
itulah cinta yang terucap samar-samar di bibir
Cintaku seperti Ghunnah yang selalu berdengung di hati
Lalu aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Idzhar,
jelas dan terang.
Sejenak pandangan kita bertemu,
lalu tiba-tiba kita seperti Idghom Mutamaatsilain, melebur jadi satu
Kini, cintaku padamu seperti Mad Lazim…
Paling panjang di antara yang lainnya

Setelah kau terima cintaku, hatiku rasanya seperti Qolqolah Kubro..
terpantul-pantul dengan keras
Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iqlab,
yang mampu mengubah segala Nun Mati menjadi Mim
Selalu kubisikkan Hams di telingamu,
pelan namun penuh makna,
bahwa aku cinta padamu
Semoga hubungan kita ini seperti Idghom Bilaghunnah,
cuma berdua, Lam dan Ro’.
copas dari Ummu Fahrian Ida
No comments:
Post a Comment