Tuesday, April 8, 2014

TAUHID DULU, BARU KHILAFAH

Nasehat Ust. DR.Syafiq Basalamah Menjelang Pemilu 2014
=====
Kekuasaan hanya milik Allah.

Dia yang memilikinya,
Dia memberikan kepada siapa yang dikehendakiNya,
Dia mencabut dari siapa yang dimauiNya.

DitanganNya segala kebaikan
Berarti kepadaNya meminta pemimpin
KepadaNya memohon penguasa yang baik
KepadaNya memohon perlindungan agar dijauhkan dari pemimpin-pemimpin yang zhalim

Dan hendaknya kita banyak berdo'a serta jangan pernah menganggap remeh sebuah do'a ...

Berdo'alah seperti do'a Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dengan ucapan:

ALLAHUMMA INNI A'UDZUBIKA MIN IMAARATISHSHIBYAAN WAS SUFAHAA' .

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu agar tidak dipimpin oleh orang-orang yang kekanak-kanakkan dan orang-orang yang bodoh".

Tapi jangan lupa firman Allah ta'ala:

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Demikianlah kami jadikan sebagaian orang zhalim sebagai pemimpin bagi orang zhalim yang lain, disebabkan perbuatan maksiat yang telah mereka lakukan.” ( Al-An’am: 129).

“Sebagaimana kondisi kalian, maka seperti itulah pemimpin yang akan mengatur kalian. Pemimpin kalian itu sesuai dengan amal kalian.”

Maka Jangan mengharapkan buah anggur, bila yang kau tanam adalah onak dan duri.

Jangan mengharap ikan emas bila memancing di kolam buaya
Mengharap pemimpin yang muslim, baik dan jujur, selain berdoa harus dibalut dengan usaha memperbaiki rakyat yang merekalah basis utama para pemimpin.

Perbaikilah iman, tauhid dan ibadah ummat.

Bersihkan negeri dari segala bentuk kesyirikan, niscaya negeri bersih dari korupsi dengan izin Allah.

Bumi ini milik Allah,Dia mewariskan kepada hamba-hamba yang dikehendakiNya,dan akhir yang baik adalah untuk orang-orang yang bertaqwa.

Ingatlah pesan Nabi Musa 'alaihissalam kepada kaumnya:

“Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi ini milik Allah, Dia memberikannya kepada siapa saja hamba yg dikehendaki-Nya. Dan akhir yang baik adalah bagi orang-orang yg bertakwa” (QS. Al-A’raf:128)

Tetap optimis dan berusaha memperbaiki dengan berbalut doa yang tulus.

Baarakallahu fiykum

Tuesday, April 1, 2014

UNTUK SAHABAT-SAHABATKU, PARA HAMBA PARTAI

Semakin sedih Sob...
...liat perilaku dan ahlaq kalian semua di media sosial belakangan ini. Bener-bener kalian udah jadi hamba-hamba partai. Setiap hari lisan kalian dipenuhi dengan celaan, makian, bahkan gak jarang dengan umpatan terhadap orang-orang yang kalian anggap tidak sefaham dengan kalian, terhadap kompetitor partai kalian, terhadap orang yang gak kalian kenal dan bahkan tidak sanggup membawa mudharat pada kalian.Semua itu demi apa...???!!. Demi amal shalih kalian kah...??!!!. Selepas sholat Subuh seharusnya diisi dengan dzikir pagi hingga terbit matahari, kalian malah memulai hari dengan mencela. Sepertiga malah lebih baik bersujud, bermunajat menangisi dosa, kalian malah sibuk bikin tabel partai dengan korupsi terbanyak. Fellas..maling yaa tetep maling, mau sedikit mau banyak. Bedanya cuma, yang maling sedikit itu hina, dan maling paling banyak itu hina banget.

Betapa GOBLOG-nya kalian..rela, ikhlas menanggalkan ahlaq kalian hanya demi yang namanya PARTAI..!!. Yang besok, demi Allah, tidak akan sanggup membela kalian di akhirat, mereka gak bakal nemenin kalian di dalam kubur. Mereka gak sanggup memberi rizki anak dan istri kalian (kecuali kalo emang elu cari nafkah dari partai...hiiyh, jijik kali awak).

Yang memuliakan manusia itu ahlaqnya, dan yang menghinakan manusiapun ahlaqnya....bukan partainya.

Ayolah teman...mending kita nongkrong lagi di depan kampus, becanda gila-gilaan, ngopi bareng dari satu gelas, sambil menghayal besok anak-anak kita mau jadi apa. jangan mau dikibulin dagangan basi partai-partai politik. Kita didik dan kita sekolahkan anak-anak kita dengan tangan kita, dengan keringat kita, dengan doa-doa ikhlas kita dan dengan ijin Allah, kita pasti bisa menggapai seluruh cita-cita kita.

AW
Elektro

Friday, February 21, 2014

I miss you guys

Teman saya di friend list jejaring sosial ada 471 orang, 5% di antaranya adalah anggota atau simpatisan hizby politik, paling tidak saya menilai dari posting mereka, sisanya alhamdulillah masih waras (menurut saya) gak mau ikut-ikutan. Ada yang menjadi anggota atau sekedar simpatisan suatu hizby berbasis sekuler, ada yang islami dan ada yang ber-platform dakwah (katanya). 5% dari 471 teman-teman saya di friend list yang (entah apa yg mereka pikirin) ber-hizby-ria ini, hanya anggota atau simpatisan hizby yang satu 'ini' saja yang begitu gencar dan semangatnya memposting celaan, hinaan, kebencian, buruk sangka bahkan tuduhan dan fitnah keji pada saudara-saudaranya sendiri (tentu menurut mereka ada buktinya, walau gak pernah dilaporin aja ke polisi). Sekarang, mereka bukan lagi sahabat-sahabat yang dulu yang pernah saya kenal, yang lugu, polos, idealis, simple, konyol dan ugal-ugalan. Penyakit hizbiyah ini betul-betul sudah menghancurkan ahlaq dan aqidah mereka. Al wara' wal bara' bukan lagi karena Allah. Benci dan cinta sudah bertolok ukur parpol.

Saya bukanlah pendukung atau fans berat salah seorang atau beberapa tokoh pemimpin di negeri tercinta ini, dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat paling terendah sekalipun dalam hirarki pemerintahan, sama sekali bukan. Tapi saya tau persis wajibnya saya sebagai masyarakat atau rakyat untuk taat kepada para pemimpin dalam hal kebaikan, dalam perkara yang saya sukai ataupun yang saya benci. Saya tau persis wajibnya menjaga dan menghormati wibawa seorang pemimpin. Dan tetap bersabar dan mendoakan kebaikan untuk para pemimpin walau dia seorang yang zalim (apalagi kezalimannya masih diperdebatkan, dan zalimnya menurut versi hizby sampean). Selama pemimpin itu tidak memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allah, selama pemimpin itu tidak menzalimi kehormatan istri, anak-anak dan keluarga saya.

"Seorang muslim wajib patuh dan taat (kepada umara) ketika lapang maupun sempit pada perkara yang disukainya ataupun yang dibencinya, selama tidak diperintah berbuat maksiat. Jika diperintah berbuat maksiat, maka tidak boleh patuh dan taat." [HR Bukhari dan Muslim].

“Sesungguhnya kalian nanti akan menemui atsarah (yaitu : pemerintah yang tidak memenuhi hak rakyat). Maka bersabarlah hingga kalian menemuiku di haudl”  [HR. Al-Bukhari, Muslim].
 
Ini sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ini perintah...!

Dari  Ibnu Abdil Barr dalam “At-tamhid” dari Anas bin Malik Rahimahullah bahwa beliau berkata :
” كان الأكابر من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ينهوننا عن سبِّ الأمراء”
“Adalah para pembesar dari shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم melarang kami dari mencela para penguasa. ”

Dan saya akan taat, insyaAllah  Saya yakin hizby kalian lebih paham hingga ke dasar daripada saya tentang perkara ini.

Kalo merasa gatel hendak mengkritik, kritiklah sesuai akidah kalian. Tidak perlu, mencela, berburuk sangka apalagi sampai menebar fitnah dan kebencian.

Gue kangen elo-elo semua yang dulu....kemana kalian yang dulu...??.

I miss you guys....!!