Friday, February 21, 2014

I miss you guys

Teman saya di friend list jejaring sosial ada 471 orang, 5% di antaranya adalah anggota atau simpatisan hizby politik, paling tidak saya menilai dari posting mereka, sisanya alhamdulillah masih waras (menurut saya) gak mau ikut-ikutan. Ada yang menjadi anggota atau sekedar simpatisan suatu hizby berbasis sekuler, ada yang islami dan ada yang ber-platform dakwah (katanya). 5% dari 471 teman-teman saya di friend list yang (entah apa yg mereka pikirin) ber-hizby-ria ini, hanya anggota atau simpatisan hizby yang satu 'ini' saja yang begitu gencar dan semangatnya memposting celaan, hinaan, kebencian, buruk sangka bahkan tuduhan dan fitnah keji pada saudara-saudaranya sendiri (tentu menurut mereka ada buktinya, walau gak pernah dilaporin aja ke polisi). Sekarang, mereka bukan lagi sahabat-sahabat yang dulu yang pernah saya kenal, yang lugu, polos, idealis, simple, konyol dan ugal-ugalan. Penyakit hizbiyah ini betul-betul sudah menghancurkan ahlaq dan aqidah mereka. Al wara' wal bara' bukan lagi karena Allah. Benci dan cinta sudah bertolok ukur parpol.

Saya bukanlah pendukung atau fans berat salah seorang atau beberapa tokoh pemimpin di negeri tercinta ini, dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat paling terendah sekalipun dalam hirarki pemerintahan, sama sekali bukan. Tapi saya tau persis wajibnya saya sebagai masyarakat atau rakyat untuk taat kepada para pemimpin dalam hal kebaikan, dalam perkara yang saya sukai ataupun yang saya benci. Saya tau persis wajibnya menjaga dan menghormati wibawa seorang pemimpin. Dan tetap bersabar dan mendoakan kebaikan untuk para pemimpin walau dia seorang yang zalim (apalagi kezalimannya masih diperdebatkan, dan zalimnya menurut versi hizby sampean). Selama pemimpin itu tidak memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allah, selama pemimpin itu tidak menzalimi kehormatan istri, anak-anak dan keluarga saya.

"Seorang muslim wajib patuh dan taat (kepada umara) ketika lapang maupun sempit pada perkara yang disukainya ataupun yang dibencinya, selama tidak diperintah berbuat maksiat. Jika diperintah berbuat maksiat, maka tidak boleh patuh dan taat." [HR Bukhari dan Muslim].

“Sesungguhnya kalian nanti akan menemui atsarah (yaitu : pemerintah yang tidak memenuhi hak rakyat). Maka bersabarlah hingga kalian menemuiku di haudl”  [HR. Al-Bukhari, Muslim].
 
Ini sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ini perintah...!

Dari  Ibnu Abdil Barr dalam “At-tamhid” dari Anas bin Malik Rahimahullah bahwa beliau berkata :
” كان الأكابر من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ينهوننا عن سبِّ الأمراء”
“Adalah para pembesar dari shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم melarang kami dari mencela para penguasa. ”

Dan saya akan taat, insyaAllah  Saya yakin hizby kalian lebih paham hingga ke dasar daripada saya tentang perkara ini.

Kalo merasa gatel hendak mengkritik, kritiklah sesuai akidah kalian. Tidak perlu, mencela, berburuk sangka apalagi sampai menebar fitnah dan kebencian.

Gue kangen elo-elo semua yang dulu....kemana kalian yang dulu...??.

I miss you guys....!!

No comments:

Post a Comment