Seperti halnya seseorang yang terbiasa dengan perbuatan maksiat, bekerumun dengan sesama pelaku maksiat, bergaul mesra dengan maksiaters. Maka, ketika dia dihadapkan dalam suasana ketaatan, akan terasa asing baginya. Terasa canggung, aneh, bahkan mungkin mencekam.
Begitupun sebaliknya, apabila seseorang yang terbiasa melakukan ketaatan, well...at least sekuat tenaga melakukan ketaatan. Berkumpul dan bergaul bersama pelaku ketaatan. Maka ketika dihadapkan dengan situasi dan suasana kemaksiatan, tentu akan timbul gejolak dalam hatinya. Serasa dunia menghimpit dan seluruh mata memandang sinis dan meludah pada dirinya.
Seseorang yang terbiasa dengan perbuatan maksiat,
bekerumun dengan sesama pelaku maksiat, bergaul mesra dengan maksiaters. Maka ketika datang nasehat dan peringatan pada dirinya. Hanya buruk sangka dan kesombonganlah yang terlontar dari mulutnya. Dia tidak tau, mungkin saja akhirat atau neraka cuma olok-olok baginya. Tetapi tidaklah perbuatan maksiat itu hanya membawa keburukan dan pandangan hina di mata manusia. Mungkin saja dia diam mengangguk ketika diberi nasehat. Tapi kita tidak pernah tau, mungkin saja di dalam hati dia justru malah mentertawakan si pemberi nasehat.
Tidak ada seorangpun manusia menjadi terhormat dengan melaukan maksiat dan memamerkannya. Tidak ada seorangpun manusia menjadi mulia dengan bergaul dengan keburukan.
"Allah mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya" - Imam Ibnu Katsir
Yaah...ngomongin agama apalagi sholat juga percuma....kalo hati sudah mati dan membatu. Yang ada malah dikatain ustadz...hehehe. Looh...emang predikat ustadz itu sehina dan serendah pelacur kah...???, sampe bisa buat melabelkan predikat buruk seseorang...??. Dunno...don't care...yang penting hidupku baik-baik saja...walau sejuta orang dengan akun jejaring sosial palsunya membajak (istilah populer :p) potoku dan my bebeb...dan rame-rame mem'bully', tetep gak merubah apa-apa tuuh...bola tetap menggelinding, matahari tetap terbit dari timur dan sinar hangatnya tetap menembus kamar anak-anakku. Aku masih dikelilingi sahabat-sahabat baikku. Rejeki makin lanzaar, alhamdulillah.
Jadi inget kata Pak Aipda Ferry, anggota polisi yang bertugas di kantorku, ketika asik ngobrol berdua di Posko Security kantorku. Beliau bilang, "Cuekin aja Pak Agung, gak level Pak Agung ngeladenin manusia pengecut kayak gitu, ntar juga capek sendiri, berenti sendiri....malah orang-orang yang tau siapa dia sebenernya akan mandang rendah perbuatannya..."
Bener juga sih...hehe..I LOP YU ALL...friends....!!!
Emosi dilampiaskan dengan tulisan....huhhh... :P
No comments:
Post a Comment