Nasehat Ust. DR.Syafiq Basalamah Menjelang Pemilu 2014
=====
Kekuasaan hanya milik Allah.
Dia yang memilikinya,
Dia memberikan kepada siapa yang dikehendakiNya,
Dia mencabut dari siapa yang dimauiNya.
DitanganNya segala kebaikan
Berarti kepadaNya meminta pemimpin
KepadaNya memohon penguasa yang baik
KepadaNya memohon perlindungan agar dijauhkan dari pemimpin-pemimpin yang zhalim
Dan hendaknya kita banyak berdo'a serta jangan pernah menganggap remeh sebuah do'a ...
Berdo'alah seperti do'a Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dengan ucapan:
ALLAHUMMA INNI A'UDZUBIKA MIN IMAARATISHSHIBYAAN WAS SUFAHAA' .
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu agar tidak dipimpin
oleh orang-orang yang kekanak-kanakkan dan orang-orang yang bodoh".
Tapi jangan lupa firman Allah ta'ala:
وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Demikianlah kami jadikan sebagaian orang zhalim sebagai pemimpin bagi
orang zhalim yang lain, disebabkan perbuatan maksiat yang telah mereka
lakukan.” ( Al-An’am: 129).
“Sebagaimana kondisi kalian, maka
seperti itulah pemimpin yang akan mengatur kalian. Pemimpin kalian itu
sesuai dengan amal kalian.”
Maka Jangan mengharapkan buah anggur, bila yang kau tanam adalah onak dan duri.
Jangan mengharap ikan emas bila memancing di kolam buaya
Mengharap pemimpin yang muslim, baik dan jujur, selain berdoa harus
dibalut dengan usaha memperbaiki rakyat yang merekalah basis utama para
pemimpin.
Perbaikilah iman, tauhid dan ibadah ummat.
Bersihkan negeri dari segala bentuk kesyirikan, niscaya negeri bersih dari korupsi dengan izin Allah.
Bumi ini milik Allah,Dia mewariskan kepada hamba-hamba yang
dikehendakiNya,dan akhir yang baik adalah untuk orang-orang yang
bertaqwa.
Ingatlah pesan Nabi Musa 'alaihissalam kepada kaumnya:
“Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi
ini milik Allah, Dia memberikannya kepada siapa saja hamba yg
dikehendaki-Nya. Dan akhir yang baik adalah bagi orang-orang yg
bertakwa” (QS. Al-A’raf:128)
Tetap optimis dan berusaha memperbaiki dengan berbalut doa yang tulus.
Baarakallahu fiykum
The Grey Engineer
Aku dan apa yang ada dalam pikiranku
Tuesday, April 8, 2014
Tuesday, April 1, 2014
UNTUK SAHABAT-SAHABATKU, PARA HAMBA PARTAI
Semakin sedih Sob...
...liat perilaku dan ahlaq kalian semua di media sosial belakangan ini. Bener-bener kalian udah jadi hamba-hamba partai. Setiap hari lisan kalian dipenuhi dengan celaan, makian, bahkan gak jarang dengan umpatan terhadap orang-orang yang kalian anggap tidak sefaham dengan kalian, terhadap kompetitor partai kalian, terhadap orang yang gak kalian kenal dan bahkan tidak sanggup membawa mudharat pada kalian.Semua itu demi apa...???!!. Demi amal shalih kalian kah...??!!!. Selepas sholat Subuh seharusnya diisi dengan dzikir pagi hingga terbit matahari, kalian malah memulai hari dengan mencela. Sepertiga malah lebih baik bersujud, bermunajat menangisi dosa, kalian malah sibuk bikin tabel partai dengan korupsi terbanyak. Fellas..maling yaa tetep maling, mau sedikit mau banyak. Bedanya cuma, yang maling sedikit itu hina, dan maling paling banyak itu hina banget.
Betapa GOBLOG-nya kalian..rela, ikhlas menanggalkan ahlaq kalian hanya demi yang namanya PARTAI..!!. Yang besok, demi Allah, tidak akan sanggup membela kalian di akhirat, mereka gak bakal nemenin kalian di dalam kubur. Mereka gak sanggup memberi rizki anak dan istri kalian (kecuali kalo emang elu cari nafkah dari partai...hiiyh, jijik kali awak).
Yang memuliakan manusia itu ahlaqnya, dan yang menghinakan manusiapun ahlaqnya....bukan partainya.
Ayolah teman...mending kita nongkrong lagi di depan kampus, becanda gila-gilaan, ngopi bareng dari satu gelas, sambil menghayal besok anak-anak kita mau jadi apa. jangan mau dikibulin dagangan basi partai-partai politik. Kita didik dan kita sekolahkan anak-anak kita dengan tangan kita, dengan keringat kita, dengan doa-doa ikhlas kita dan dengan ijin Allah, kita pasti bisa menggapai seluruh cita-cita kita.
AW
Elektro
...liat perilaku dan ahlaq kalian semua di media sosial belakangan ini. Bener-bener kalian udah jadi hamba-hamba partai. Setiap hari lisan kalian dipenuhi dengan celaan, makian, bahkan gak jarang dengan umpatan terhadap orang-orang yang kalian anggap tidak sefaham dengan kalian, terhadap kompetitor partai kalian, terhadap orang yang gak kalian kenal dan bahkan tidak sanggup membawa mudharat pada kalian.Semua itu demi apa...???!!. Demi amal shalih kalian kah...??!!!. Selepas sholat Subuh seharusnya diisi dengan dzikir pagi hingga terbit matahari, kalian malah memulai hari dengan mencela. Sepertiga malah lebih baik bersujud, bermunajat menangisi dosa, kalian malah sibuk bikin tabel partai dengan korupsi terbanyak. Fellas..maling yaa tetep maling, mau sedikit mau banyak. Bedanya cuma, yang maling sedikit itu hina, dan maling paling banyak itu hina banget.
Betapa GOBLOG-nya kalian..rela, ikhlas menanggalkan ahlaq kalian hanya demi yang namanya PARTAI..!!. Yang besok, demi Allah, tidak akan sanggup membela kalian di akhirat, mereka gak bakal nemenin kalian di dalam kubur. Mereka gak sanggup memberi rizki anak dan istri kalian (kecuali kalo emang elu cari nafkah dari partai...hiiyh, jijik kali awak).
Yang memuliakan manusia itu ahlaqnya, dan yang menghinakan manusiapun ahlaqnya....bukan partainya.
Ayolah teman...mending kita nongkrong lagi di depan kampus, becanda gila-gilaan, ngopi bareng dari satu gelas, sambil menghayal besok anak-anak kita mau jadi apa. jangan mau dikibulin dagangan basi partai-partai politik. Kita didik dan kita sekolahkan anak-anak kita dengan tangan kita, dengan keringat kita, dengan doa-doa ikhlas kita dan dengan ijin Allah, kita pasti bisa menggapai seluruh cita-cita kita.
AW
Elektro
Friday, February 21, 2014
I miss you guys
Teman saya di friend list jejaring sosial ada 471 orang, 5% di antaranya adalah anggota atau simpatisan hizby politik, paling tidak saya menilai dari posting mereka, sisanya alhamdulillah masih waras (menurut saya) gak mau ikut-ikutan. Ada yang menjadi anggota atau sekedar simpatisan suatu hizby berbasis sekuler, ada yang islami dan ada yang ber-platform dakwah (katanya). 5% dari 471 teman-teman saya di friend list yang (entah apa yg mereka pikirin) ber-hizby-ria ini, hanya anggota atau simpatisan hizby yang satu 'ini' saja yang begitu gencar dan semangatnya memposting celaan, hinaan, kebencian, buruk sangka bahkan tuduhan dan fitnah keji pada saudara-saudaranya sendiri (tentu menurut mereka ada buktinya, walau gak pernah dilaporin aja ke polisi). Sekarang, mereka bukan lagi sahabat-sahabat yang dulu yang pernah saya kenal, yang lugu, polos, idealis, simple, konyol dan ugal-ugalan. Penyakit hizbiyah ini betul-betul sudah menghancurkan ahlaq dan aqidah mereka. Al wara' wal bara' bukan lagi karena Allah. Benci dan cinta sudah bertolok ukur parpol.
Saya bukanlah pendukung atau fans berat salah seorang atau beberapa tokoh pemimpin di negeri tercinta ini, dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat paling terendah sekalipun dalam hirarki pemerintahan, sama sekali bukan. Tapi saya tau persis wajibnya saya sebagai masyarakat atau rakyat untuk taat kepada para pemimpin dalam hal kebaikan, dalam perkara yang saya sukai ataupun yang saya benci. Saya tau persis wajibnya menjaga dan menghormati wibawa seorang pemimpin. Dan tetap bersabar dan mendoakan kebaikan untuk para pemimpin walau dia seorang yang zalim (apalagi kezalimannya masih diperdebatkan, dan zalimnya menurut versi hizby sampean). Selama pemimpin itu tidak memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allah, selama pemimpin itu tidak menzalimi kehormatan istri, anak-anak dan keluarga saya.
"Seorang muslim wajib patuh dan taat (kepada umara) ketika lapang maupun sempit pada perkara yang disukainya ataupun yang dibencinya, selama tidak diperintah berbuat maksiat. Jika diperintah berbuat maksiat, maka tidak boleh patuh dan taat." [HR Bukhari dan Muslim].
“Sesungguhnya kalian nanti akan menemui atsarah (yaitu : pemerintah yang tidak memenuhi hak rakyat). Maka bersabarlah hingga kalian menemuiku di haudl” [HR. Al-Bukhari, Muslim].
Ini sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ini perintah...!
Dari Ibnu Abdil Barr dalam “At-tamhid” dari Anas bin Malik Rahimahullah bahwa beliau berkata :
” كان الأكابر من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ينهوننا عن سبِّ الأمراء”
“Adalah para pembesar dari shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم melarang kami dari mencela para penguasa. ”
Dan saya akan taat, insyaAllah Saya yakin hizby kalian lebih paham hingga ke dasar daripada saya tentang perkara ini.
Kalo merasa gatel hendak mengkritik, kritiklah sesuai akidah kalian. Tidak perlu, mencela, berburuk sangka apalagi sampai menebar fitnah dan kebencian.
Gue kangen elo-elo semua yang dulu....kemana kalian yang dulu...??.
I miss you guys....!!
Saya bukanlah pendukung atau fans berat salah seorang atau beberapa tokoh pemimpin di negeri tercinta ini, dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat paling terendah sekalipun dalam hirarki pemerintahan, sama sekali bukan. Tapi saya tau persis wajibnya saya sebagai masyarakat atau rakyat untuk taat kepada para pemimpin dalam hal kebaikan, dalam perkara yang saya sukai ataupun yang saya benci. Saya tau persis wajibnya menjaga dan menghormati wibawa seorang pemimpin. Dan tetap bersabar dan mendoakan kebaikan untuk para pemimpin walau dia seorang yang zalim (apalagi kezalimannya masih diperdebatkan, dan zalimnya menurut versi hizby sampean). Selama pemimpin itu tidak memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allah, selama pemimpin itu tidak menzalimi kehormatan istri, anak-anak dan keluarga saya.
"Seorang muslim wajib patuh dan taat (kepada umara) ketika lapang maupun sempit pada perkara yang disukainya ataupun yang dibencinya, selama tidak diperintah berbuat maksiat. Jika diperintah berbuat maksiat, maka tidak boleh patuh dan taat." [HR Bukhari dan Muslim].
“Sesungguhnya kalian nanti akan menemui atsarah (yaitu : pemerintah yang tidak memenuhi hak rakyat). Maka bersabarlah hingga kalian menemuiku di haudl” [HR. Al-Bukhari, Muslim].
Ini sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ini perintah...!
Dari Ibnu Abdil Barr dalam “At-tamhid” dari Anas bin Malik Rahimahullah bahwa beliau berkata :
” كان الأكابر من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ينهوننا عن سبِّ الأمراء”
“Adalah para pembesar dari shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم melarang kami dari mencela para penguasa. ”
Dan saya akan taat, insyaAllah Saya yakin hizby kalian lebih paham hingga ke dasar daripada saya tentang perkara ini.
Kalo merasa gatel hendak mengkritik, kritiklah sesuai akidah kalian. Tidak perlu, mencela, berburuk sangka apalagi sampai menebar fitnah dan kebencian.
Gue kangen elo-elo semua yang dulu....kemana kalian yang dulu...??.
I miss you guys....!!
Tuesday, November 12, 2013
KARUNIA TIADA TARA
Apa yang dilakukan anak-anak anda ketika anda tiba di rumah sepulang kerja...???, memeluk dengan erat sambil memekik memanggil anda dengan riang...??. Atau tetap cuek sambil melanjutkan kesibukan mereka..??. Atau bahkan pergi menjauh menghindar meninggalkan anda..??!!, karna merasa tidak aman dan tidak nyaman berada di sisi ayahnya. Mengerikan sekali...
Aku jauh lebih beruntung, menurut ukuranku. Anak-anakku selalu menyambutku dengan keceriannya sambil berebut 'melaporkan' hafalan Qur'an-nya. Yang besar, kelas 5 SD, dengan bangga menceritakan bahwa hafalan Surat Al-Haqqoh sudah sampai ayat ke 37. Yang tengah, si sensitive, gak mau kalah dengan setengah berteriak melaporkan bahwa hafalan surat Al-Fajr nya sudah sampai ayat ke 15. Sedangkan yang bungsu, si dominan, gak kalah ikut meminta perhatianku mendengarkan ceritanya dengan bahasa yang setengahnya tidak sanggup kumengerti. Itu mereka lakukan hampir setiap aku pulang kerja, bahkan kadang sebelum aku sempat masuk ke dalam rumah, dan sering ketika aku belum sempat melepas sepatu.
Sementara istriku tercinta, bergegas menyiapkan minuman untukku dengan pertanyaannya yang khas setiap hari, "mau dibikinin apa Ay...?!, minumnya panas apa dingin Ay..?!, mau yang berwarna apa bening Ay...?!"
Suatu karunia tiada tara....
Apa yang diminta anak-anakmu ketika menginginkan sesuatu, kadang sambil merengek atau dengan tangisan kecil...???. Boneka ?, mainan ?, gadget ?!!, accessories boy band...?!!!!.
Sekali lagi, aku jauh lebih beruntung, menurut ukuranku. Permintaan anak-anakku gak pernah aneh-aneh, dan gak pernah berharga spektakuler. Yang besar sudah beberapa hari ribut ingin membeli buku saku Al Ma'tsurat karna buku lama yang aku belikan waktu si sulung kelas 2 dulu sudah hancur lebur dirobek-robek tangan mungil si bungsu...hehe. Belum lagi setiap saat hendak ber-muroja'ah selepas Maghrib, aku dan si sulung kerap berebut Al-Qur'an saku milikku. Padahal milikku yang sebelumnya sudah berpindah kepemilikannya menjadi miliknya. Yaah...anakku merengek minta dibelikan Al-Qur'an saku yang baru. Bukan CD Super Junior, Bukan kaos Boy Band dan semisalnya.
Yang tengah, Si Sensitive, sudah seminggu gak terlewat menagih janji untuk dibelikan buku 99 Hadist Harian Untuk Anak. Dia melihatnya ketika menghabiskan akhir pekan di sebuah toko buku di Depok. Tapi karna aku tidak membawa uang cukup, sementara harga buku yang diminta cukup mahal menurut ukuranku, aku hanya menjanjikan akan membelikan buku yang diminta besok sepulang kerja. Belum lagi permintaannya yang timbul tenggelam untuk dibelikan kerudung baru, karna kerudung yang lama sudah menciut ukurannya.
Sementara Si Bontot, masih seputar susu kemasan dan snack di warung depan rumah.
Lantas, apa yang diminta oleh istriku tercinta, emas..??, permata...??. Nope...!!, cukup perhatian dan sayang dariku.....how sweet...hehehe..
Suatu karunia tiada tara....
Anak-anak bukanlah pendengar yang baik, tapi mereka tidak pernah gagal dalam meniru apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan oleh kedua orang tuanya. Kami (aku dan istriku) berdua, bukan malaikat. Kamipun memiliki beberapa perilaku buruk. Tapi kami berdua berusaha sekuat tenaga untuk tidak mempertontonkannya di depan ketiga putri kami. Dan kami sangat yakin dan percaya, bahwa memberi contoh adalah nasehat yang terbaik dalam mendidik anak-anak kami.
Aku jauh lebih beruntung, menurut ukuranku. Anak-anakku selalu menyambutku dengan keceriannya sambil berebut 'melaporkan' hafalan Qur'an-nya. Yang besar, kelas 5 SD, dengan bangga menceritakan bahwa hafalan Surat Al-Haqqoh sudah sampai ayat ke 37. Yang tengah, si sensitive, gak mau kalah dengan setengah berteriak melaporkan bahwa hafalan surat Al-Fajr nya sudah sampai ayat ke 15. Sedangkan yang bungsu, si dominan, gak kalah ikut meminta perhatianku mendengarkan ceritanya dengan bahasa yang setengahnya tidak sanggup kumengerti. Itu mereka lakukan hampir setiap aku pulang kerja, bahkan kadang sebelum aku sempat masuk ke dalam rumah, dan sering ketika aku belum sempat melepas sepatu.
Sementara istriku tercinta, bergegas menyiapkan minuman untukku dengan pertanyaannya yang khas setiap hari, "mau dibikinin apa Ay...?!, minumnya panas apa dingin Ay..?!, mau yang berwarna apa bening Ay...?!"
Suatu karunia tiada tara....
Apa yang diminta anak-anakmu ketika menginginkan sesuatu, kadang sambil merengek atau dengan tangisan kecil...???. Boneka ?, mainan ?, gadget ?!!, accessories boy band...?!!!!.
Sekali lagi, aku jauh lebih beruntung, menurut ukuranku. Permintaan anak-anakku gak pernah aneh-aneh, dan gak pernah berharga spektakuler. Yang besar sudah beberapa hari ribut ingin membeli buku saku Al Ma'tsurat karna buku lama yang aku belikan waktu si sulung kelas 2 dulu sudah hancur lebur dirobek-robek tangan mungil si bungsu...hehe. Belum lagi setiap saat hendak ber-muroja'ah selepas Maghrib, aku dan si sulung kerap berebut Al-Qur'an saku milikku. Padahal milikku yang sebelumnya sudah berpindah kepemilikannya menjadi miliknya. Yaah...anakku merengek minta dibelikan Al-Qur'an saku yang baru. Bukan CD Super Junior, Bukan kaos Boy Band dan semisalnya.
Yang tengah, Si Sensitive, sudah seminggu gak terlewat menagih janji untuk dibelikan buku 99 Hadist Harian Untuk Anak. Dia melihatnya ketika menghabiskan akhir pekan di sebuah toko buku di Depok. Tapi karna aku tidak membawa uang cukup, sementara harga buku yang diminta cukup mahal menurut ukuranku, aku hanya menjanjikan akan membelikan buku yang diminta besok sepulang kerja. Belum lagi permintaannya yang timbul tenggelam untuk dibelikan kerudung baru, karna kerudung yang lama sudah menciut ukurannya.
Sementara Si Bontot, masih seputar susu kemasan dan snack di warung depan rumah.
Lantas, apa yang diminta oleh istriku tercinta, emas..??, permata...??. Nope...!!, cukup perhatian dan sayang dariku.....how sweet...hehehe..
Suatu karunia tiada tara....
Anak-anak bukanlah pendengar yang baik, tapi mereka tidak pernah gagal dalam meniru apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan oleh kedua orang tuanya. Kami (aku dan istriku) berdua, bukan malaikat. Kamipun memiliki beberapa perilaku buruk. Tapi kami berdua berusaha sekuat tenaga untuk tidak mempertontonkannya di depan ketiga putri kami. Dan kami sangat yakin dan percaya, bahwa memberi contoh adalah nasehat yang terbaik dalam mendidik anak-anak kami.
Monday, November 11, 2013
TERBIASA
Seperti halnya seseorang yang terbiasa dengan perbuatan maksiat, bekerumun dengan sesama pelaku maksiat, bergaul mesra dengan maksiaters. Maka, ketika dia dihadapkan dalam suasana ketaatan, akan terasa asing baginya. Terasa canggung, aneh, bahkan mungkin mencekam.
Begitupun sebaliknya, apabila seseorang yang terbiasa melakukan ketaatan, well...at least sekuat tenaga melakukan ketaatan. Berkumpul dan bergaul bersama pelaku ketaatan. Maka ketika dihadapkan dengan situasi dan suasana kemaksiatan, tentu akan timbul gejolak dalam hatinya. Serasa dunia menghimpit dan seluruh mata memandang sinis dan meludah pada dirinya.
Seseorang yang terbiasa dengan perbuatan maksiat, bekerumun dengan sesama pelaku maksiat, bergaul mesra dengan maksiaters. Maka ketika datang nasehat dan peringatan pada dirinya. Hanya buruk sangka dan kesombonganlah yang terlontar dari mulutnya. Dia tidak tau, mungkin saja akhirat atau neraka cuma olok-olok baginya. Tetapi tidaklah perbuatan maksiat itu hanya membawa keburukan dan pandangan hina di mata manusia. Mungkin saja dia diam mengangguk ketika diberi nasehat. Tapi kita tidak pernah tau, mungkin saja di dalam hati dia justru malah mentertawakan si pemberi nasehat.
Tidak ada seorangpun manusia menjadi terhormat dengan melaukan maksiat dan memamerkannya. Tidak ada seorangpun manusia menjadi mulia dengan bergaul dengan keburukan.
"Allah mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya" - Imam Ibnu Katsir
Yaah...ngomongin agama apalagi sholat juga percuma....kalo hati sudah mati dan membatu. Yang ada malah dikatain ustadz...hehehe. Looh...emang predikat ustadz itu sehina dan serendah pelacur kah...???, sampe bisa buat melabelkan predikat buruk seseorang...??. Dunno...don't care...yang penting hidupku baik-baik saja...walau sejuta orang dengan akun jejaring sosial palsunya membajak (istilah populer :p) potoku dan my bebeb...dan rame-rame mem'bully', tetep gak merubah apa-apa tuuh...bola tetap menggelinding, matahari tetap terbit dari timur dan sinar hangatnya tetap menembus kamar anak-anakku. Aku masih dikelilingi sahabat-sahabat baikku. Rejeki makin lanzaar, alhamdulillah.
Jadi inget kata Pak Aipda Ferry, anggota polisi yang bertugas di kantorku, ketika asik ngobrol berdua di Posko Security kantorku. Beliau bilang, "Cuekin aja Pak Agung, gak level Pak Agung ngeladenin manusia pengecut kayak gitu, ntar juga capek sendiri, berenti sendiri....malah orang-orang yang tau siapa dia sebenernya akan mandang rendah perbuatannya..."
Bener juga sih...hehe..I LOP YU ALL...friends....!!!
Emosi dilampiaskan dengan tulisan....huhhh... :P
Begitupun sebaliknya, apabila seseorang yang terbiasa melakukan ketaatan, well...at least sekuat tenaga melakukan ketaatan. Berkumpul dan bergaul bersama pelaku ketaatan. Maka ketika dihadapkan dengan situasi dan suasana kemaksiatan, tentu akan timbul gejolak dalam hatinya. Serasa dunia menghimpit dan seluruh mata memandang sinis dan meludah pada dirinya.
Seseorang yang terbiasa dengan perbuatan maksiat, bekerumun dengan sesama pelaku maksiat, bergaul mesra dengan maksiaters. Maka ketika datang nasehat dan peringatan pada dirinya. Hanya buruk sangka dan kesombonganlah yang terlontar dari mulutnya. Dia tidak tau, mungkin saja akhirat atau neraka cuma olok-olok baginya. Tetapi tidaklah perbuatan maksiat itu hanya membawa keburukan dan pandangan hina di mata manusia. Mungkin saja dia diam mengangguk ketika diberi nasehat. Tapi kita tidak pernah tau, mungkin saja di dalam hati dia justru malah mentertawakan si pemberi nasehat.
Tidak ada seorangpun manusia menjadi terhormat dengan melaukan maksiat dan memamerkannya. Tidak ada seorangpun manusia menjadi mulia dengan bergaul dengan keburukan.
"Allah mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya" - Imam Ibnu Katsir
Yaah...ngomongin agama apalagi sholat juga percuma....kalo hati sudah mati dan membatu. Yang ada malah dikatain ustadz...hehehe. Looh...emang predikat ustadz itu sehina dan serendah pelacur kah...???, sampe bisa buat melabelkan predikat buruk seseorang...??. Dunno...don't care...yang penting hidupku baik-baik saja...walau sejuta orang dengan akun jejaring sosial palsunya membajak (istilah populer :p) potoku dan my bebeb...dan rame-rame mem'bully', tetep gak merubah apa-apa tuuh...bola tetap menggelinding, matahari tetap terbit dari timur dan sinar hangatnya tetap menembus kamar anak-anakku. Aku masih dikelilingi sahabat-sahabat baikku. Rejeki makin lanzaar, alhamdulillah.
Jadi inget kata Pak Aipda Ferry, anggota polisi yang bertugas di kantorku, ketika asik ngobrol berdua di Posko Security kantorku. Beliau bilang, "Cuekin aja Pak Agung, gak level Pak Agung ngeladenin manusia pengecut kayak gitu, ntar juga capek sendiri, berenti sendiri....malah orang-orang yang tau siapa dia sebenernya akan mandang rendah perbuatannya..."
Bener juga sih...hehe..I LOP YU ALL...friends....!!!
Emosi dilampiaskan dengan tulisan....huhhh... :P
Sunday, November 3, 2013
PENGARUH ORANG TUA TERHADAP ANAK
“Berapa banyak orang yang mencelakan anaknya -belahan hatinya- di dunia dan di akhirat karena tidak memberi perhatian dan tidak memberikan pendidikan adab kepada mereka. Orang tua justru membantu si anak menuruti semua keinginan syahwatnya - Imam Ibnul Qayyim
Ia menyangka bahwa dengan berbuat demikian berarti dia telah memuliakan si anak, padahal sejatinya dia telah menghinakannya. Bahkan, dia beranggapan, ia telah memberikan kasih sayang kepada anak dengan berbuat demikian. Akhirnya, ia pun tidak bisa mengambil manfaat dari keberadaan anaknya.
Si anak justru membuat orang tua terluput mendapat bagiannya di dunia dan di akhirat. Apabila engkau meneliti kerusakan yang terjadi pada anak, akan engkau dapati bahwa keumumannya bersumber dari orang tua.”
Beliau rahimahullah menyatakan pula,
“Mayoritas anak menjadi rusak dengan sebab yang bersumber dari orang tua, dan tidak adanya perhatian mereka terhadap si anak, tidak adanya pendidikan tentang berbagai kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya.
Orang tua telah menyia-nyiakan anak selagi mereka masih kecil, sehingga anak tidak bisa memberi manfaaat untuk dirinya sendiri dan orang tuanya ketika sudah lanjut usia. Ketika sebagian orang tua mencela anak karena kedurhakaannya, si anak menjawab,
‘Wahai ayah, engkau dahulu telah durhaka kepadaku saat aku kecil, maka aku sekarang mendurhakaimu ketika engkau telah lanjut usia. Engkau dahulu telah menyia-nyiakanku sebagai anak, maka sekarang aku pun menyia-nyiakanmu ketika engkau telah berusia lanjut’.”
Apa yang engkau tanamkan saat ini pada anak-anakmu, akan kau petik hasilnya ketika kau tua nanti. You give them nothing today and they will not give you anything tomorrow.
Wednesday, October 30, 2013
Istriku......
Isteriku, saat pertama kali berjumpa denganmu,
aku seperti Saktah yang hanya bisa diam terpana,
dengan menahan nafas sebentar
Mungkin aku di matamu bagaikan Nun Mati di antara Idghom Bilaghunnah,
terlihat tapi tak teranggap
Namun aku ingin menjadi Mim Mati yang bertemu Ba
sehingga tercipta Ikhfa Syafawi,
itulah cinta yang terucap samar-samar di bibir
Cintaku seperti Ghunnah yang selalu berdengung di hati
Lalu aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Idzhar,
jelas dan terang.
Sejenak pandangan kita bertemu,
lalu tiba-tiba kita seperti Idghom Mutamaatsilain, melebur jadi satu
Kini, cintaku padamu seperti Mad Lazim…
Paling panjang di antara yang lainnya

Setelah kau terima cintaku, hatiku rasanya seperti Qolqolah Kubro..
terpantul-pantul dengan keras
Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iqlab,
yang mampu mengubah segala Nun Mati menjadi Mim
Selalu kubisikkan Hams di telingamu,
pelan namun penuh makna,
bahwa aku cinta padamu
Semoga hubungan kita ini seperti Idghom Bilaghunnah,
cuma berdua, Lam dan Ro’.
copas dari Ummu Fahrian Ida
Subscribe to:
Posts (Atom)